5 Perkara yang Gugurkan Amal Sholeh, No 3 Tanpa Sadar Sering Dilakukan
Sebagai umat Islam yang mengikuti Nabi Muhammad SAW dan ajaran-Nya, kita sepatutnya berlomba-lomba dalam melakukan amal sholeh agar mendapatkan pahala dan ridha-Nya.
Akan tetapi, meskipun dengan beragam amal sholeh yang dikerjakan, muslim tetap harus berhati-hati dalam bertindak dalam beragam situasi karena terdapat beberapa perkara yang merusak amal sholeh.
Dikutip dari buku Adakah Berhala pada Diri Kita? karya Dr. Majdi Al-Hilali, beberapa hal yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan adalah perasaan kagum yang berlebihan terhadap diri sendiri, kebanggaan yang berlebihan terhadap diri sendiri, dan pandangan yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri.
Penyakit yang berbahaya ini dapat masuk ke dalam jiwa seseorang dan memiliki kemampuan untuk merusak nilai-nilai serta menghancurkan amal perbuatan yang telah dilakukan.
Dijelaskan lebih lanjut, bahaya penyakit ini bisa membuat seseorang terjerumus ke dalam bentuk kemusyrikan yang terselubung, yaitu syirik khafi, yang ditujukan kepada Allah.
Hal ini mengandung makna bahwa meskipun kita berusaha keras dan berdedikasi untuk melakukan kebaikan, namun ujub atau sombong ini bisa muncul dan menghancurkan nilai dari amal tersebut, bahkan membuat pahalanya hilang.
Dalam menjelaskan bahaya penyakit ini, Rasulullah SAW telah menyebutkannya sebagai salah satu faktor yang dapat menghancurkan seseorang. Diriwayatkan oleh ath-Thayaalisi dari Ibnu Umar menyampaikan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
فَأَمَّا الْمُهْلِكَاتُ : فَشُحٌ مُطَاعٌ ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
Artinya: "Adapun hal-hal yang membinasakan adalah sifat kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, dan rasa kagum seseorang terhadap dirinya sendiri." (HR Hasan)
Tidak hanya ujub, berikut deretan perkara yang dapat menggugurkan amal sholeh.
5 Perkara yang Dapat Merusak Amal Sholeh
1. Hasad
Hasad atau dengki adalah perasaan tidak senang atas suatu kebahagiaan dan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang lain baik itu tetangganya, temannya, kerabatnya, sahabatnya, saudaranya, keluarganya, dan bahkan berusaha agar orang-orang tersebut mereka kesenangannya semua hilang dan menjadi susah.
Ibnu Taimiyyah mengatakan dalam Majmu' Fatawa, hasad adalah sikap benci dan tidak senang terhadap apa yang dilihatnya berupa baiknya keadaan orang yang yang tidak disukainya. Padahal, Allah SWT sudah melarang sifat ini sebagaimana termaktub dalam surah An Nisa ayat 32,
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗوَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
Artinya: Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Rasulullah SAW melarang umatnya untuk berbuat hasad karena menjadi penyebab terhapusnya amal kebaikan. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Hindarilah kamu daripada hasad, karena hasad itu memakan segala amal kebajikan, bagaikan api memakan kayu bakar." (HR Abu Daud)
2. Marah
Dilansir dari laman Kementerian Agama (Kemenag) Kanwil Nusa Tenggara Barat (NTB), sikap pemarah dan emosi merupakan sikap negatif yang wajib dijauhi karena sikap marah tersebut dapat berujung pada gugurnya amalan-amalan shalih yang kita lakukan. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 133-134,
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ (134)
Artinya: "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
3. Ghibah
Ghibah atau bergunjing adalah salah satu akhlak tercela dalam Islam. Pasalnya, orang yang digunjingkannya tidak hadir dan terlibat dalam perbincangan sehingga yang bersangkutan tidak bisa membela diri, sebagaimana dikutip dari buku Ghibah: Sumber Segala Keburukan oleh Shakil Ahmad Khan dan Wasim Ahmad.
Menurut penuturan Ustaz Adi Hidayat, pahala amal sholeh dari para pelaku ghibah akan dipindah untuk orang yang digunjingkan tersebut. Ustaz yang kerap disapa UAH ini mengambil contoh tiga muslim yang sedang menggunjingkan teman mereka seusai sholat.
"Tiga orang sholat nih, begitu selesai ngobrolin orang. Ngobrolinnya dengan sifat buruk atau meng-ghibahkan. Maka pahala tiga orang itu dipindahkan ke orang yang dicaci seketika," ujar UAH, sebagaimana dikutip dari arsip detikEdu.
Terlebih, ustaz sekaligus pendiri Quantum Akhyar Institute ini menggambarkan kondisi muslim yang pahalanya sudah terkuras habis akibat perbuatan-perbuatan dosanya. Ghibah yang dilakukannya di kemudian hari, kata UAH, akan digantikan dengan keburukan dari orang yang digunjingkannya tersebut.
"Kalau udah habis kebaikannya, masih dzolimi orang? Maka diambil keburukan orang yang didzolimi ini, ditimpakan ke orang ini. Untuk menambah keburukan dan siksa neraka di akhirat," papar dia.
4. Dzalim
Perbuatan dzalim apalagi yang dilakukan secara terus-menerus merupakan perbuatan yang sangat dimurkai oleh Allah SWT. Mengutip laman Kementerian Agama (Kemenag) Kanwil Majalengka, apabila seseorang melakukan perbuatan dzalim maka sesungguhnya ia sedang berada pada kondisi dimana Allah akan mengabulkan doa doa orang yang didzaliminya sehingga ia akan mendapatkan dosa dan tidak akan diterima setiap amal ibadahnya.
Bahkan dalam hadits disebutkan bahwa orang dzalim adalah orang yang bangkrut pada hari kiamat kelak karena gugurnya amal kebaikan yang pernah dilakukannya. Rasulullah SAW bersabda,
أتدرون ما المفلِسُ ؟ قالوا : المفلِسُ فينا من لا درهمَ له ولا متاعَ . فقال : إنَّ المفلسَ من أمَّتي ، يأتي يومَ القيامةِ بصلاةٍ وصيامٍ وزكاةٍ ، ويأتي قد شتم هذا ، وقذف هذا ، وأكل مالَ هذا ، وسفك دمَ هذا ، وضرب هذا . فيُعطَى هذا من حسناتِه وهذا من حسناتِه . فإن فَنِيَتْ حسناتُه ، قبل أن يقضيَ ما عليه ، أخذ من خطاياهم فطُرِحت عليه . ثمَّ طُرِح في النَّارِ
Artinya: "Orang yang bangkrut di antara umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat membawa pahala sholat, puasa, dan zakat. Akan tetapi, dia juga telah mencela orang ini, memakan harta orang itu, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang itu.
Lantas, orang yang dizalimi ini diberikanlah kebaikan-kebaikannya untuk orang yang dizalimi yang ini, diberikan pula kepada korban kezaliman yang lain. Hingga apabila kebaikannya telah habis sedangkan kezalimannya belum semua terbayar maka sebagian dosa-dosa orang-orang yang dizalimi akan dipikulkan kepadanya, lalu dia dilempar ke dalam neraka." (HR Muslim)
5. Panjang Angan-angan
Ketika seseorang merasa apa yang dicita-citakan dan diharapkannya tidak dapat terlaksana atau tidak bisa didapatkannya, maka bila ia tidak bersyukur maka ia akan merasa kecewa dan putus asa. Hal tersebut menandakan bahwa ia memiliki panjang angan-angan.
Orang tersebut akan memiliki rasa kecewa atau putus asa bila apa yang diharapkannya tidak terwujud. Oleh karena itu, sebaiknya kita berhati-hati dalam mengharapkan sesuatu dan tidak berlebihan dalam memikirkannya agar terhindar dari keburukan dan lebih jauh lagi tidak diterimanya amal sholeh.
Sekian adalah pembahasan singkat mengenai perkara yang merusak amal sholeh. Semoga kita selalu di jalan yang lurus, jalan yang ditunjukkan-Nya sehingga bisa untuk selalu beramal sholeh dan menghindari perkara buruk yang bisa merusak amal sholeh kita.
sumber : detik.com
Posting Komentar untuk "5 Perkara yang Gugurkan Amal Sholeh, No 3 Tanpa Sadar Sering Dilakukan"