Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

About

Anak adalah Anugerah, Amanah, dan Ujian




Anak adalah anugerah terindah sekaligus amanah dan titipan yang Allah swt berikan kepada orangtua. 

Keberadaan anak sangat dinanti-nantikan oleh orangtua sebagai penyempurna kebahagiaan dalam keluarga. 

Tidak jarang pasangan yang belum dikarunia anak pun akan melakukan berbagai usaha demi mendapatkan anak. Karena rumah tanpa anak akan terasa sepi dan tak berwarna.

Dalam Islam, anak berpotensi menyandang status yang berlawanan: membahagiakan dan mencelakakan. 

Anak sebagaimana anugerah Allah swt lainnya, tergantung kepada penerima anugerah tersebut, dapat menghantarkannya kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat, juga sebaliknya dapat menjerumuskannya dan membuatnya sengsara di dunia juga akhirat.
 al-Quran menyebutnya dengan beberapa istilah yang sebagian memiliki konotasi positif dan negatif.

Anak adalah Anugerah Amanah dan Ujian

   Anak adalah anugerah terindah sudah selayaknya kita sebagai orang tua mensyukuri kehadirannya, anak akan senantiasa menghiasi pinta pinta dalam doa-doa kita siang dan malam.
Dalam Al-Quran, Allah swt. mengklasifikasikan kedudukan anak menjadi empat golongan, yaitu :

1.anak sebagai musuh
  Hal ini Allah jelaskan dalam surat At-Tagobun ayat 14 yang artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman..!! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh Allah Maha Pengampun Maha Penyayang.”

 Sementara dalam ayat lainnya Allah swt mengingatkan agar anak-anak tidak melalaikan kita dari mengingat-Nya
  “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah.” [Q.S. Munafiqun: 9]

Berdasarkan ayat tersebut yang dimksud  anak sebagai musuh adalah apabila ada anak yang menjerumuskan bapaknya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama. 

pada saat itu maka anak menjadi musuh bagi orangtuanya. Berikut ini beberapa contoh bahwa anak menjadi musuh bagi orangtuanya, 

misalnya anak melarangnya untuk berbuat baik, membiarkannya melakukan kemaksiatan dan dosa, memutuskan hubungan kekerabatan, menjerumuskannya kepada perbuatan dosa demi memenuhi keinginannya dan lainnya.Yang dimaksud anak

2. anak sebagai fitnah atau ujian.
  Hal ini Allah jelaskan dalam surat At-Tagobun ayat 15, yang artinya :

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anamu hanyalah cobaan (bagimu) , dan di sisi Allah pahala yang besar.”
Dalam tafsir Amtsal disebutkan bahwa secara bahasa, fitnah artinya memasukan sesuatu ke dalam api, misalnya memasukkan emas ke dalam api, sehingga terpisah antara emas kualitas baik dan emas kualitas buruk. Atau memasukkan logam ke dalam api untuk mengetahui kualitasnya.

Fitnah yang dapat terjadi pada orangtua adalah manakala anak-anaknya terlibat dalam perbuatan yang negative.Seperti mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, penipuan, atau perbuatan-perbuatan lainnya yang membuat susah dan resah orang tuanya.

Dengan fitnah atau ujian akan tampak sifat-sifat batin manusia yang baik maupun yang buruk.

Juga, apabila orangtua tersebut lolos dari ujian tersebut, dengan mendidiknya menjadi anak yang soleh, maka anak tersebut akan menjadi penolong dan tulang punggung orangtuanya. Dalam hal ini Imam Ali Zainal Abidin a.s. berkata, “Merupakan kebahagiaan seseorang adalah mana kala anaknya menolongnya.” [al-Kafi, jil 6, hal 11]

3. anak sebagai perhiasan.
  Hal ini Allah jelaskan dalam surat Al-Kahfi ayat 46, yang artinya :

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”

Perhiasan yang dimaksud adalah bahwa orangtua merasa sangat senang dan bangga dengan berbagai prestasi yang diperoleh oleh anak-anaknya, sehingga dia pun akan terbawa baik namanya di depan masyarakat.

4. anak sebagai penyejuk mata (qorrota a’yun) atau penyenang hati.
   Hal ini Allah jelaskan dalam surat Al Furqon ayat 74, yang artinya:

“Dan orang-orang yang berkata” Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

 Kedudukan anak yang terbaik adalah manakala anak dapat menyenangkan hati dan menyejukan mata kedua orangtuanya. 
Mereka adalah anak-anak yang apabila disuruh untuk beribadah, seperti shalat, mereka segera melaksanakannya dengan suka cita. 

Apabila diperintahkan belajar, mereka segera mentaatinya.Mereka juga anak-anak yang baik budi pekerti dan akhlaknya, ucapannya santun dan tingkah lakunya sangat sopan, serta memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

Dari ke-empat kedudukan anak tersbut, tentu sebagai orang tua menginginkan agar anak-anaknya termasuk ke dalam kelompok qurrota a’yun. Namun, untuk mencapainya diperlukan keserisuan dan ketekunan orang tua dalam membina mereka.Orang tua hendaknya menjadi figure atau contoh buat anak-anaknya.

Karena anak merupakan cermin dari orang tuanya.Jika orangtuanya rajin shalat berjama’ah misalnya, maka anak-pun akan mudah kita ajak untuk shalat berjama’ah.
Jika orang tua senantiasa berbicara dengan sopan dan lembut, maka anak-anak mereka-pun akan mudah menirunya. 

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah orangtua hendaknya memperhatikan pergaulan anak-anaknya di dalam masyarakat.

Karena teman juga sangat berpengaruh kepada perkembangan kepribadian serta akhlak anak-anak mereka.


Semoga kita semua diberi kekuatan dan kemudahan dalam membina dan mengarahkan anak-anak kita kepada kelompok qurrota a’yun, sehingga mereka menjadi penyejuk hati, dan pembawa kebahagiaan bagi kedua orangtuanya baik di dunia maupun di akhirat


Posting Komentar untuk "Anak adalah Anugerah, Amanah, dan Ujian"